BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan elektronika pada saat ini sudah sangat luas dan maju dengan begitu pesatnya seiring dengan munculnya beragam inovasi yang terus-menerus dan tiada
hentinya. Penggunaan komponen elektronika secara luas telah
mencakup kesegala bidang kehidupan manusia yang semakin canggih dan semakin mudah dalam penggunaan komponen elektronika tersebut. Misalnya saja
penggunaan dioda yang digunakan untuk alat-alat elektronika, misalnya untuk alat ukur osiloskop, komponen-komponen
tersrbut sangat sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari karena merupakan komponen utama dalam
rangkaian alat elektronika.
Untuk itu, dalam makalah ini, akan membahas tentang
komponen-komponen yang ada didalam suatu dioda, misalnya clipper, clamper, dan
multiple voltage. Tidak hanya ini disini
akan dibahas mengenai pengertian secara terperinci dari komponen-komponen dalam
dioda tersebut. Lalu mengenai
klasifikasi dari komponen yang terdapat pada clipper, clamper, dan multiple
volatge beserta cara kerjanya juga akan di bahas lebih mendalam lagi. Serta
penerapan komponen-komponen dioda tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam suatu rangkaian elektronika juga terdapat dua komponen yaitu komponen aktif
dan komponen pasif. Komponen aktif merupakan komponen yang dapat bekerja
apabila ada catu daya dulu, contohnya: transistor dan dioda. Sedangkan komponen
pasif merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa ada catu daya, contohnya:
resistor, potensio, kapasitor dan induktor. Dioda dan transistor adalah
komponen elektronika yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi
rangkaian.dan dioda biasanya digunakan sebagai rangkaian rectifier,rangkaian
clipper, dan rangkaian clamper. Selain berfungsi untuk menyimpan arus,
transistor dapat digunakan pada rangkaian saklar. Dari komponen-komponen
tersebut terdapat berbagai fungsi dan kegunaan pada rangkaian elektronika.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
hal ini, banyak permasalahan- permasalahan yang muncul, yaitu antara lain:
1.
Apa yang dimaksud dengan clipper?
2.
Apa yang dimaksud dengan clamper?
3.
Apa yang dimaksud dengan multiple voltage?
4.
Bagaimana pengklasifikasian clipper?
5.
Bagaimana pengklasifikasian clamper?
6.
Bagaimana cara kerja clipper?
7.
Bagaimana cara kerja clamper?
8. Bagaimana cara kerja multiple voltage?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari clipper, clamper dan multile voltage.
2.
Untuk dapat mengetahui klasifikasi dari clipper, clamper dan multiple voltage.
3.
Untuk mengetahui cara kerja dari clipper, clamper, dan multiple voltage.
D. Manfaat
Manfaat bagi Penulis:
Melalui
makalah dari tugas ini penulis dapat:
1. Mengetahui lebih banyak lagi tentang clipper, clamper, dan multiple
voltage.
2. Mengetahui lebih luas lagi tentang klasifikasi dari clipper,
clamper, dan multiple voltage.
3. Mengetahui cara kerja dari clipper, clamper, dan multiple
voltage.
Manfaat bagi pembaca
Melalui
makalah ini diharapkan pembaca lebih mengetahui tentang:
1. Pengertian dari clipper, clamper,
dan multiple voltage.
2. Bagaimana cara kerja dari clipper, clamper, dan multiple voltage.
3. Klasifikasi dari clipper,
clamper. Dan multiple voltage.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Clipper
Rangkaian dioda pemotong (Clipper)
juga dikenal sebagai Pembatas tegangan (voltage limiter). Rangkaian ini
digunakan untuk membatasi tegangan sinyal input pada suatu level tegangan
tertentu. Rangkaian ini berguna untuk pembentukan sinyal dan juga untuk
melindungi rangkaian dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Beberapa
aplikasi dari pembatas tegangan adalah noise limiter dan audio
limiter. Rangkaian pembatas tegangan ada 2 jenis berdasarkan pada level
tegangan yg dibatasi. Pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input
pada bagian positifnya disebut pembatas tegangan positif (positive limiter)
sedangkan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian negatifnya disebut
pembatas tegangan negatif (negative limiter).
Contoh sederhana dari rangkaian clipper adalah
penyearah setengah gelombang. Rangkaian ini memotong atau menghilangkan
sebagian sinyal masukan di atas atau di bawah level nol.
B.
Klasifikasi
Rangkaian Clipper
Clippers dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan posisi dioda. Klasifikasi tersebut yaitu:
1.
Seri Clippers (clipper seri), dimana penggabungan
antara dioda
seri dengan resistansi beban. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari rangkaian clipper
seri dengan diode ini adalah:
-
Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara seri dengan sumber sinyal.
-
Bila output rangkaian adalah katoda dioda, maka bagian positif dari
sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negatif akan dipotong (berarti clipper
negatif).
-
Bila output rangkaian adalah anoda dioda, maka bagian negatif dari
sinyal input akan dilewatkan, dan bagian positif akan dipotong (berarti clipper
positif).
-
Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan baterai +
tegangan dioda (0,7 untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda
zener)
2. Paralel Clippers (clipper paralel), dimana dioda didorong melintasi
resistansi beban dan dioda dipasang pararel
dengan beban. Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada clipper paralel ini yaitu:
-
Bila output rangkaian paralel dengan katoda dioda, maka bagian positif
dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negatif akan dipotong (berarti
clipper negatif)
-
Bila output rangkaian parallel dengan anoda dioda, maka bagian negatif
dari sinyal input akan dilwatkan, dan bagian positif akan dipotong (berarti
clipper positif)
-
Baterai dalam rangkaian clipper ini berfungsi untuk batas pemotongan
atau level clipping.
-
Biasanya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan baterai _+
tegangan dioda (0,7 untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda
zener)
Kapasitansi dioda mempengaruhi operasi dari clipper pada
frekuensi tinggi dan mempengaruhi pilihan antara kedua jenis di atas. Sinyal
frekuensi tinggi yang dilemahkan dalam clipper shunt sebagai kapasitansi dioda
menyediakan jalur alternatif untuk output saat ini. Dalam clipper seri,
efektivitas kliping berkurang karena alasan yang sama sebagai arus frekuensi
tinggi melewati tanpa cukup diblokir.
Tidak hanya itu, clippers juga dapat diklasifikasikan berdasarkan orientasi (s) dari
dioda. Orientasi tersebut memutuskan setengah siklus dipengaruhi oleh aksi
kliping. Tergantung dari fitur dari dioda, wilayah positif atau negatif dari
sinyal input adalah "dipotong" dari & dengan demikian clipper
dioda dapat diklasifikasikan sebagai:
- Dioda Clipper positif, setengah
siklus positif dari input akan dihapus.
- Dioda
Clipper negatif, setengah
siklus negatif dari input akan dihapus.
Kliping ini juga dapat dibuat dengan
menggunakan elemen biasing (sumber potensial) secara seri dengan dioda. Sinyal
dapat dijepitkan antara dua tingkat dengan menggunakan kedua jenis gunting
dioda dalam kombinasi clipper ini disebut sebagai Diode Kombinasional Clipper
atau Dua-Level Clippers. Jaringan menjepit adalah
salah satu yang akan "menjepit" sinyal ke tingkat DC yang berbeda. Jaringan harus memiliki kapasitor, dioda,
dan elemen resistif, tetapi juga menggunakan suplai DC independen untuk memperkenalkan pergeseran tambahan.
Sketsa tegangan output untuk rangkaian clipper
positif ditunjukkan pada gambar berikut ini.
C.
Cara Kerja
Clipper
Ketika fase positif, dioda seharusnya berada pada posisi
panjar maju (forward bias) namun adanya tegangan DC 3V (baterai) yang diseri dengan dioda maka harus
diperhitungkan dulu nilai Vi. Untuk nilai Vi dibawah 3V,
dioda dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai Vo
mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada tegangan 3V atau lebih makan dioda dalam
keadaan panjar maju (forward bias), maka tegangan Vi akan melewati
dioda dan Vo hanya mengukur tegangan baterai saja.
Ketika fase negatif, dioda dalam keadaan panjar balik
sehingga Vo mengikuti grafik nilai Vi dengan nilai minimum
-10V. Teori di atas berlaku juga untuk pembatas tegangan negatif (negative
clipper). Rangkaian pembatas tegangan negatif hampir sama dengan rangkaian
pembatas tegangan positif, hanya saja polaritas diodanya yang dibalik. Kombinasi pembatas tegangan. Dari 2 jenis pembatas tegangan yang telah
disebutkan sebelumnya, dapat dibuat kombinasi pembatas tegangan. Yang harus
diperhatikan adalah polaritas pada dioda dan tegangan DC yang dipakai, karena hal ini menentukan level tegangan yang akan
dibatasi.
Ketika fase positif, dioda D1 pada posisi panjar maju
(forward bias) dan D2 pada posisi panjar balik. Untuk nilai Vi di
bawah 3V, dioda D1 dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai Vo
mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada tegangan 3V atau lebih maka dioda D1 dalam
keadaan panjar maju (forward bias), maka tegangan Vi akan melewati dioda D2 dan
Vo hanya mengukur tegangan batere V1 saja. Ketika fase negatif, dioda D2 pada posisi
panjar maju (forward bias) dan D1 pada posisi panjar balik. Untuk nilai Vi
di atas -3V, dioda D2 dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai
Vo mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada
tegangan -3V atau kurang maka dioda D2 dalam keadaan panjar maju (forward
bias), maka tegangan Vi akan melewati dioda D2 dan Vo
hanya mengukur tegangan batere V2 saja. Sinyal yang dihasilkan
sesuai dengan pembatas yang diberikan yaitu 3V ~ -3V saja.Rangkaian 3: Penjepit Tegangan (Clamper),dioda digunakan sebagai penjepit tegangan
(clamper), fungsinya adalah untuk menambahkan tegangan tertentu pada suatu
tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC positif dan
penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi
pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda menunjukkan
pergeseran sinyal outputnya. Teori di atas berlaku juga untuk pembatas tegangan negatif (negative
lipper). Rangkaian pembatas tegangan negatif hampir sama dengan
rangkaian pembatas tegangan positif,
hanya saja polaritas diodanya yang dibalik.
D.
Pengertian Clamper
Rangkaian clamper adalah
rangkaian yang akan melempar sinyal ke level DC yang berbeda. Clamper tersusun
atas kapasitor, dioda, dan komponen resistif. Sumber DC juga dapat ditambahkan untuk memperoleh pergeseran tegangan
tambahan. Nilai R dan C harus dipilih sedemikian rupa agar kontanta waktu τ=RC
cukup besar. Hal ini berguna agar kapasitor tidak membuang tegangan (discharge)
pada saat dioda mengalami perioda non konduksi (OFF).
Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC positif dan
penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi
pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda menunjukkan
pergeseran sinyal outputnya.
Pada clamper ini terdapat rangkaian clamping yang dipergunakan untuk menjga
nilai tertinggi dari suatu signal agar tetap berharga sama. Secara umum, pada
saat melewati amplifier signal acuan DC tersebut akan berayun maka diperlukan
rangkaian clamper untuk mengembalikan signal DC aslinya kembali.
E.
Komponen Clamper
Rangkain Clamper paling
tidak harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor, disamping itu bisa
pula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih sedemikian rupa
sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan
yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar.
Dalam analisa ini dianggap didodanya adalah ideal. Sebuah rangkaian
clamper sederhana (tanpa baterai) terdiri atas sebuah R, D, dan C.
|
Pada gambar a adalah gelombang kotak yang menjadi
sinyal input rangkaian clamper pada gambar b.
Pada saat 0 - T/2 sinyal input adalah positip sebesar +V, sehingga Dioda
menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan dengan cepat melalui tahanan dioda
yang rendah (seperti hubung singkat, karena dioda ideal). Pada saat ini sinyal output pada R adalah nol
(Gambar d). Kemudian saat T/2 - T sinyal input berubah ke negatip,sehingga
dioda tidak menghantar (OFF) (Gambar e).
Kapasitor membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup
lama. Sehingga pengosongan tegangan ini
tidak berartidibanding dengan sinyal output.
Sinyal output merupakan penjumlahan tegangan input -V dan tegangan pada
kapasitor -V, yaitu sebesar -2V (Gambar c).Terlihat pada gambar c bahwa sinyal
output merupakan bentuk gelombang kontak (seperti gelombang input) yang level
dc nya sudah bergeser kearah negatip sebesar -V. Besarnya penggeseran ini bisa divariasi
dengan menambahkan sebuah baterai secara seri dengan dioda. Disamping itu arah penggeseran juga bisa
dinuat kearah positip dengan caramembalik arah dioda. Beberapa rangkaian clamper negatip dan
positip
.
F. Cara Kerja Clamper
Berdasarkan gambar tersebut, ketika fase negatif, dioda dalam keadaan
panjar maju, arus akan mengalir mengisi capasitor sebesar 10V, Vo tidak
mengukur apapun. Ketika fase positif dioda dalam keadaan panjar balik dan
tegangan Vi akan dibaca Vo bersamaan pelepasan muatan dari capasitor.
Tegangan Vi 10V dan tegangan capasitor 10V akan terbaca oleh Vo sebesar
20V. Begitulah mengapa nilai tegangan dari vi bisa bergeser ke arah positif.
Pada
gambar di atas adalah kebalikan dari Penjepit DC positif. Melihat pada gambar,
urutan kerjanya sebagai berikut. Ketika fase positif, dioda dalam keadaan
panjar maju, arus mengalir mengisi capasitor sebesar -10V, Vo tidak
mengukur apapun. Ketika fase negatif dioda dalam keadaan panjar balik dan
tegangan Vi akan dibaca Vo bersamaan pelepasan muatan dari capasitor.
Tegangan Vi -10V dan tegangan kapasitor 10V akan terbaca oleh Vo sebesar -20V. Begitulah
mengapa nilai tegangan dari Vi bisa
bergeser ke arah negatif.
Rangkaian Dioda - Penjepit Tegangan DC
Rangkaian dioda yang digunakan sebagai
penjepit tegangan DC (DC clamper) berfungsi untuk menambahkan komponen tegangan
DC tertentu pada suatu sinyal/tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis,
yaitu penjepit DC positif dan penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini
dibedakan dengan posisi pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah
panah dioda menunjukkan pergeseran sinyal outputnya.
Seperti kita ketahui bahwa suatu tegangan AC
berosilasi dari tegangan puncak positif (+Vp) ke tegangan puncak negatif (-Vp).
Idealnya, apabila sinyal AC tersebut dijepit menggunakan penjepit DC positif
maka sinyalnya hanya berosilasi pada bagian positifnya saja. Demikian pula
sebaliknya, apabila sinyal AC tersebut dijepit menggunakan penjepit DC negatif
maka sinyalnya hanya berosilasi pada bagian negatifnya saja. Namun karena
adanya tegangan buka pada dioda sebesar 0,7V maka sinyal outputnya tidak
benar-benar dijepit pada titik offset 0V sehingga tegangan puncak sinyal output
yang dihasilkan adalah :
Pada
gambar rangkaian penjepit DC positif diatas dapat diketahui bahwa tegangan
puncak sinyal outputnya adalah :
Vout(peak)
= Vin(peak-to-peak) - Vdioda=20-0,7=19,3V
atau
dengan kata lain, sinyal outputnya berosilasi dari -0,7V sampai 19,3V
Sementara untuk rangkaian penjepit DC negatif, tegangan
puncak sinyal outputnya adalah:
Vout(peak)
= Vin(peak-to-peak) - Vdioda=20-0,7=19,3V
atau dengan kata lain, sinyal outputnya berosilasi dari
0,7V sampai -19,3V. Dengan menambahkan sebuah tegangan DC yang
diseri pada dioda maka titik offset sinyal output juga dapat diubah sejauh
nilai tegangan DC yang ditambahkan pada rangkaian penjepit. Salah satu
contohnya seperti yang ditunjukkan pada rangkaian penjepit DC positif berikut.
Karena adanya tegangan DC sebesar 5V maka
sinyal outputnya akan berosilasi dari 4,3V (5V-0,7V) sampai 24,3V (19,3V+5V). Agar
penjepit DC menghasilkan osilasi sinyal output yang baik maka nilai RC pada
rangkaian, paling tidak, memenuhi syarat berikut : 10RLC >> Tinput
G.
MULTIPLE VOLTAGE
Dioda
sebagai multiple tegangan ( pengali tegangan) digunakan dalam berbagai perancangan
elektronik, dan berfungsi untuk
mendapatkan tegangan sesuai dengan yang diinginkan.
H. Cara Kerja Multiple Voltage
Untuk lebih jelasnya melihat pada gambar
berikut :
Dimulai dari
fase negatif terlebih dahulu:
Pada fase negative dioda D1 akan panjar balik
sedangkan dioda D2 akan panjar maju. Hal ini menyebabkan capasitor C1
akan menyimpan muatan dari hasil panjar maju D2 sebesar 10V. Vo pada awal fasa
masih belum mengukur tegangan. Pada fase positif dioda D1 akan panjar maju dan
dioda D2 akan panjar balik. Vo akan mendapatkan tegangan 20V dari V1 sebesar
10V dan pelepasan muatan dari capasitor C1 sebesar 10V. Pada saat ini
pula C2 akan menyimpan muatan sebesar -10V hasil dari panjar maju D1.
Lalu pada
fase negatif berikutnya:
Dioda D1 akan panjar balik sedangkan dioda D2 akan panjar maju. Hal ini
menyebabkan capasitor C1 akan menyimpan muatan dari hasil panjar maju D2
sebesar 10V. Vo akan mendapatkan tegangan -20V dari V1 sebesar -10 V dan
pelepasan muatan dari C2 sebesar -10V. Begitu siklus terus berulang dan
didapatkan tegangan 2 kali lipat dari sebelumnya. dengan teori yang sama maka
bisa dibuat rangkaian pengali tegangan sesuai dengan keinginan dari
perancangnya. Berikut saya contohkan rangkaian pengali tegangan quadraple, 4 kali dari tegangan semula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rangkaian clipper
(pemotong) digunakan untuk menghilangkan sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level tertentu. Secara
umum rangkaian clipper dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: seri dan paralel.
Rangkaian clipper seri berarti diodanya berhubungan secara seri dengan beban,
sedangkan clipper paralel berarti diodanya dipasang paralel dengan beban.
Tidak hanya itu, diode
juga
digunakan sebagai penjepit tegangan (clamper), fungsi clamper tersebut adalah untuk menambahkan tegangan tertentu
pada suatu tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC
positif dan penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan
posisi pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda
menunjukkan pergeseran sinyal outputnya. Rangkain Clamper paling tidak harus mempunyai
sebuah kapasitor, dioda, dan resistor, disamping itu bisa pula ditambahkan
sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih sedemikian rupa sehingga konstanta
waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan yang cukup berarti
saat dioda tidak menghantar. Dalam
analisa ini dianggap didodanya adalah ideal. Sebuah rangkaian clamper sederhana
(tanpa baterai) terdiri atas sebuah R, D, dan C.
Sedangkan multiple tegangan ( pengali tegangan) digunakan dalam berbagai perancangan
elektronik, dan berfungsi untuk
mendapatkan tegangan sesuai dengan yang diinginkan. Pada cara kerja
multiple voltage ini terdiri dari dua proses, yang pertama dimulai dari fase negatif pertama, dan selanjutnya
pada fase
negatif berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Achmad,Maria. 2009.
Dioda,
(online), (http://mariachmad.blogspot.com/2009/10/d-i-o-d.html) ,diakses pada 22 Maret 2012.
Anonymous. 2009. Rangkaian Dioda: Penjepit Tegangan DC (DC
Clamper), (online), (http://www.rangkaian-dioda-penjepit-tegangan-dc-dc.html), diakses pada 22 Maret 2012.
Anonymous. 2010. Rangkaian Dasar Clipper (Pemotong Sinyal)
Dengan Dioda, (online), (http://www. Rangkaian-dasar-clipper-dengan-dioda.html
), diakses pada 22 Maret 2012.
Anonymous. 2011. Dioda, (Online), (http://chic4rit0.blogspot.com/2011/04/dioda.html), diakses pada 22 Maret 2012.
Anonymous.2011. Sumber Listrik Arus Searah
(DC), (Online), (http:www.sumber-listrik-arus-searah-elektronika-dasar.html
), diakses pada 22 Maret 2012.
Nurhalimah,Susan.2010. Rangkaian Pemotong, (online),
(http://nurhalimah.blogspot.com/2010/05/rangkaian-pemotong-google.html), diakses pada 22 Maret 2012.
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya.
Bandung : ITB.
tidak ada gambarnya jadi kurang paham -_-
BalasHapus@nimas putri. berikut tambahan referensi untuk anda :
BalasHapusRangkaian Dioda: Penjepit Tegangan DC (DC Clamper)
Rangkaian Dioda: Pembatas Tegangan (Voltage Limiter)
semoga bisa dipahami :)